Jumat, 28 Maret 2014

Tugas 2

                                                                   JAKARTA



Sebagai Kota Pusat Pemerintahan, Jakarta juga merupakan tempat bertugasnya para Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus sentra aktivitas Perbankan dan Keuangan, pusat Bisnis dan Perdagangan, serta menjadi kota penghubung jalur transportasi udara baik dalam rute domestik maupun mancanegara di Indonesia.

Sejak dulu, Jakarta sudah terkenal sebagai salah satu kota pusat perdagangan di kawasan Asia. Ketika didirikan pada abad ke-16, Jakarta menjadi pusat administrasi dan pemerintahan di era kolonial Hindia Belanda. Meski demikian, Jakarta tetap menjadi tempat dikumandangkannya deklarasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, setelah penindasan selama 3 abad oleh bangsa kolonial.


Kini kota Jakarta menjelma menjadi Provinsi DKI Jakarta yang terbagi atas 5 wilayah Kota administrasi dan 1 Kabupaten administratif, yaitu Kota administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan, serta Kabupaten administratif Kepulauan Seribu yang terletak di sebelah utara pelabuhan Jakarta. Kota Jakarta juga dilintasi oleh 13 buah sungai, dengan Sungai Ciliwung sebagai yang terbesar.

Dengan populasi 9 juta penduduk, Jakarta terus berkembang sebagai kota yang menghubungkan sejumlah kabupaten dan kota-kota di sekitarnya, membentuk kawasan Penyangga Jakarta, yang dikenal dengan nama Jabodetabek atau kependekan dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.

Kini Jakarta juga menyandang sebutan kota kosmopolitan dan multikultural, tempat bermukim serta bertemunya ratusan suku bangsa di Indonesia.
Bagi Pebisnis serta perwakilan dari Pemerintahan mancanegara, Jakarta merupakan kota tempat diadakannya berbagai pertemuan serta pameran di sejumlah Gedung Serbaguna yang ditunjang oleh fasilitas modern, layaknya hotel berbintang dengan ballroom yang luas serta layanan akomodasi berkualitas prima.

Bagi para pengunjung lainnya, Jakarta menawarkan lokasi Belanja, Hiburan, serta aktivitas rekreasi yang terbaik. Pengunjung dari berbagai pelosok Indonesia serta penjuru dunia datang berbondong-bondong ke Jakarta untuk menghadiri berbagai Konser berskala nasional dan internasional yang menampilkan para bintang kelas dunia. Jakarta juga merupakan tempat dimana Anda bisa menemukan arena Rekreasi yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, mulai dari Taman Impian Jaya Ancol yang menawarkan banyak aktivitas seru, Taman Mini Indonesia Indah yang menampilkan keragaman budaya Indonesia, serta Kebun Binatang Ragunan dengan kekayaan satwa di dalamnya. Selain itu, tersedia pula kesempatan bagi Anda untuk menikmati olahraga Golf, Diving, serta beraneka olahraga Pantai kelas dunia. Di sini Anda juga bisa menemukan banyak pilihan lokasi belanja di lebih dari seratus pusat perbelanjaan modern yang nyaman dengan pendingin ruangan, termasuk pusat grosir tekstil terbesar se-Asia Tenggara di Tanah Abang serta penjaja barang antik di sepanjang Jalan Surabaya.

Untuk para pecinta makanan, Jakarta menawarkan beraneka pilihan hidangan dari seluruh penjuru kepulauan Indonesia—mulai dari nasi goreng, sate, rendang, dan sebagainya; termasuk juga hidangan dari mancanegara—mulai dari masakan ala Cina, Korea, Jepang, Turki, Eropa; atau sekadar camilan ringan semacam hamburger dan mie. Di penghujung hari, Anda bisa menikmati kehidupan malam di sejumlah tempat nongkrong yang menarik di Jakarta.

Bagi Anda yang ingin menelusuri lika-liku sejarah, jangan sampai melewatkan Museum Nasional, Monumen Nasional, Museum Tekstil, dan kawasan Kota Tua Jakarta atau kawasan Batavia Lama yang pada abad ke-17 dulu merupakan pusat administrasi dan aktivitas bisnis Perusahaan Dagang Hindia Timur milik Belanda, VOC. Kini, mengitari sebuah ruang terbuka lebar di sana terdapat sejumlah museum, antara lain Museum Wayang dan Museum Bank Mandiri, dimana Anda bisa menyaksikan perjalanan sejarah dunia perbankan dari waktu ke waktu.
Ingin menyaksikan jejak Budaya Peranakan Cina? Jakarta memiliki kawasan pecinan di daerah Glodok dan Petak Sembilan. Di sana, Anda bisa berkunjung ke sejumlah kuil tua, cuci mata, serta berbelanja beraneka barang di toko-toko tradisional dan memuaskan selera makan di daerah Pecenongan. Selagi berada di sini, jangan lupa kunjungi gedung-gedung tua bergaya Eropa yang merupakan peninggalan era kolonial Belanda di masa lalu.

Di balik citra kota Jakarta yang modern, kebudayaan asli Jakarta yang dikenal sebagai kebudayaan Betawi, tak pernah terlupakan. Pembawaan khas warga Betawi yang terbuka, periang, serta demokratis, turut mempengaruhi pula karakter serta kehidupan sehari-hari para pendatang di ibukota. Ondel-ondel, boneka raksasa yang merupakan ikon Jakarta, juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kota ini. Kalau mau mengintip kehidupan warga Betawi dari dekat, luangkanlah waktu untuk singgah di kampung Betawi asli, Setu Babakan.

 



Tugas 1


Tugas 1
1.      Jelaskan konsep penalaran menurut kalian??!!
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

2.      Bagaimana wujud dari evidensi??

Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

3.     Jelaskan dan berikan contoh cara meguji data dan cara menilai autorisasi??!

Cara menguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
a.Observasi
b.Kesaksian
c.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
a.Konsistensi
b.Koherensi

4.       Jelaskan perbedaan silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan silogisme alternative??
1. Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

2. Silogisme hipotesis
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau Surabaya
- Dimas tinggal di Surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di Bogor

5.      Sebutkan jenis-jenis cara berfikir induktif dan jelaskan??!

Induktif artinya bersifat induksi. Induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena – fenomena yang ada. Karena semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh ke proses penalaran induktif, proses penalaran itu juga disebut sebagai corak berpikir ilmiah. Namun, induksi tidak akan banyak manfaatnya jika tidak diikuti oleh proses berpikir yang pertama, yaitu deduksi, seperti telah kita bicarakan sebelumnya.

Berpikir induktif (induktive thingking) ialaha menarik suatu kesimpulanumum dari berbagai kejadian (data) yang ada di sekitarnya. Dasarnya adalah observasi. Proses berpikirnya adalah sintesis. Tingkatan berpikirnya adalah induktif. Jadi, jelas pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu pengetahuan.

Pada hakikatnya, semua pengetahuan yang dimiliki manusia berasal dari proses pengamatan (Observasi) terdapat data. Rangkuman pengamatan data tersebut kemudian memberikan pengertian terhadap kejadian berdasarkan reasoning yang bersifat sintetis (synthesis).

Dalam ilmu pasti dan alam, metode sintesis merupakan kelanjutan dari metode analisis. Sumber dari tingkatan berpikir ini berpikir ini berasal dari the philosophy of thingking”para ilmuwan pada waktu itu, seperti Galileo, Newton, dan Descartes.

Dalam ilmu statistik, dikenal istilah inductive statistics. Menaruk satu general conclusion dari data yang didapatkan dari suatu sampel, yang berlaku untuk seluruh populasi tempat sampel itu berasal, adalah contoh berpikir induktif. Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau integral(Effendy, 1981). Istilah lain yang sama maknanya ialah generalizing atau integral (Effendy, 1981).


Berikut ini adalah contoh berpikir induktif:
Seorang guru mengadakan eksperimen – eksperimen menanam biji – bijian bersama murid – muridnya, jagung ditanam, tumbuh ke atas; kacang tanah ditanam, di sebelah bawah, tumbuhnya ke atas pula; biji – biji yang lain demikian pula. Kesimpulannya: semua batang tanaman, tumbuhannya ke atas mencari sinar matahari.


Tepat atau  tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil secara induktif ini terutama bergantung pada representatif atau tidaknya sampel yang diambil, yang mewakili fenomena keseluruhan. Makin besar jumlah sampel yang diambil makin representatif dan makin besar pula taraf validitasnya dari kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh objektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena – fenomena yang diselidiki (Purwanto, 1998:47 – 48).

Referensi:
·         Psikologi Umum. Drs. Alex Sobur, M. Si. (Hlm. 214 - 216)
·         Epistemologi, filsafat pengetahuan Oleh Protasius Hardono Hadi
·         Rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
·         id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

·          catatanrizkyaburizal.blogspot.com // pengertian inferensi