Tugas minggu 7&8 (softskill)
Nama: Richard Robinson
npm : 16111112
Konflik organisasi
:
1.
Pengertian konflik.
2.
Jenis
dan sumber konflik
3. Strategi penyelesaian konflik.
4. Motivasi.
5.
Teori
motivasi
1.Pengertian konflik
para ahli memberikan pengertian konflik secara
berbeda-beda. Secara umum Degenova (2008) memberikan pengertian konflik
merupakan hal yang normal terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak
pernah selalu setuju pada suatu keputusan yang dibuat. Lewin (dalam Lindzey
& Hall, 1985) menyatakan bahwa konflik adalah keadaan dimana
dorongan-dorongan di dalam diri seseorang berlawanan arah dan hampir sama
kekuatannya.
Weiten (2004) memberikan pengertian konflik sebagai
keadaan ketika dua atau lebih motivasi atau dorongan berperilaku yang tidak
sejalan harus diekspresikan secara bersamaan. Hal ini sejalan dengan defenisi
yang diuraikan oleh Plotnik (2005) bahwa konflik sebagai perasaan yang dialami
ketika individu harus memilih antara dua atau lebih pilihan yang tidak sejalan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian
konflik adalah percekcokkan, perselisihan, pertentangan. Konflik berasal dari
kata kerja bahasa latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara
Sosiologis konflik diartikan sebagai proses social antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Menurut taquiri dalam newstorm dan davis (1977),
konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai
keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997), hubungan selain dapat
menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan
konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki
kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama
lain.
Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam
organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok.
Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum
konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan
bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi
kenyataan. Menurut minnery (1985), konflik organisasi merupakan interaksi
antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling
tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu keadaan yang terjadi karena seseorang
berada di bawah tekanan untuk merespon stimulus-stimulus yang muncul akibat
adanya dua motif yang saling bertentangan dimana antara motif yang satu akan
menimbulkan frustasi pada motif yang lain.
2.jenis danSumber Konflik
a. Kebutuhan untuk
membagi (sumber daya-sumber daya) yang terbatas
b.
Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan
c. Saling
ketergantungan dalam kegiata-kegiatan kerja
d. Perbedaan
nilai-nilai atau presepsi
e. Kemandirian
organisasional
f. Gaya-gaya
individual
3.Strategi Penyelesaian Konflik
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik
yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk
menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik
telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya,
antara lain dengan cara :
1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama.
Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang
dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan.
Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama
yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti :
menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan
semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab
konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5. Membentuk sistem banding, dimana konflik
diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat
keputusan.
6. Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang
yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan
untuk menyelesaikan perselisihan.
7. Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit
kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan
berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama
lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8. Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara
mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam
menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
4. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi
merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang
tampak.
Motivasi merupakan masalah yang kompleks dalam
organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi adalah
berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Motivasi dapat ditimbulkan baik oleh faktor internal
maupun eksternal tergantung darimana suatu kegiatan dimulai.
Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang
akan menimbulkan motivasi internal. Begitu juga dalam suatu organisasi, setiap
individu akan mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dan unik.
Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum mendapat
kesepakatan para ahli, namun demikian para psikolog menyetujui bahwa motivasi
internal dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. motivasi fisiologis, yang merupakan motivasi
alamiah (biologis) seperti lapar, haus, seks.
b. motivasi psikhologis yang dapat dikelompokan dalam
3 kategori dasar, yaitu :
- motivasi kasih sayang (affectional motivation) yaitu
motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan keharmonisan, dll.
- motivasi mempertahankan diri (ego-defensive
motivation) yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan mendapatkan
kebanggaan diri.
- motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation)
yaitu motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi dll.
Teori motivasi eksternal menjelaskan
kekuatan-kekeuatan yang ada di dalam individu yang di pengaruhi faktor-faktor
intern. Untuk itu,teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi
internal, tetapi justru mengembangkannnya. Teori motivasi eksternal ada yang
positif dan ada pula yang negatif.
5.Teori Motivasi
-Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai
motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk
berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi.
Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga
kebutuhan manusia yaitu :
1. Kebutuhan Prestasi
2. Kebutuhan Afiliasi
3. Kebutuhan Kekuasaan
-Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu :
· pemuas kerja (job satisfier) yang berkaitan dengan
isi pekerjaan.
· penyebab ketidakpuasan kerja (job dissafisfiers)
yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers disebar motivators.
(dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar