KEPEMIMPINAN
1. Teori dan arti penting kepemimpinan
Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah
sebagai berikut (Kartono, 1998:29) :
- Teori
Genetis menyatakan sebagai berikut : 1) Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi
lahir jadi pemimpin oleh bakatbakat alami yang luar biasa sejak lahirnya. 2)
Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang
bagaimanapun juga, yang khusus. 3) Secara filsafat, teori tersebut menganut
pandangan deterministis.
- Teori
Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai berikut : 1) Pemimpin itu harus
disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja. 2) Setiap
orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta
didorong oleh kemauan sendiri.
- Teori
Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih
dahulu), menyatakan sebagai berikut : Seseorang akan sukses menjadi pemimpin
bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan
bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan;
juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.
2. Tipe – tipe Kepemimpinan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin organisasi
seorang pemimpin memiliki beberapa tipe yang dapat dilihat dari caranya
bersikap dan memimpin serta menilai anggotanya dan cirri-ciri khusus pada
masing-masing tipe. Tipe – tipe tersebut ialah:
A. Tipe Kepemipinan Otokrasi
Tipe kepemimpinan ini selalu menganggap dirinya benar, egois
dan menilai kepemimpinan adalah hak yang diberikan padanya.
Cirri-ciri pemimpin ini adalah:
- Tidak
mau menerima pendapat ataupun kritikan dari orang lain
- Memperlakukan
anggota sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya
- Selalu
menganggap organisasi adalah milik pribadinya
- Dalam
mengatur anggotanya sering kali menggunakan ancaman dan paksaan.
Dari cirri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pemimpin
yang otokratis tidak dapat menghargai hak-hak anggotanya dan sangat tidak cocok
jika diterapkan sekarang dimana perkembangan sudah mulai modern.
B. Tipe Kepemimpinan Militeris
Yang dimaksud dengan Tipe Kepemimpinan militeris disini tidak
sama dengan pemimpin dalam dunia militer, artinya seorang yang memimpin di
dunia militer pun tidak semua memiliki tipe kepemimpinan yang militeris.
Sifat-sifat pemimpin yang mempunyai tipe kemimpinan yang
militeris adalah:
- Selalu
menuntut kedisiplinan yang tinggi
- Anggota
harus patuh terhadap pemimpin
- Tidak
menerima kritik dari anggota lainnya
- Terlalu
formalitas dalam menjalankan tugasnya
Dari sifat pemimpin yang bertipe militeris dapat dilihat
bahwa tipe pemimpin yang seperti ini bukanlah pemimpin yang ideal.
C. Tipe Kepemimpinan Fathernalistik
Tipe ini selalu menggunakan pendekatan kebapa-an yang
sifatnya terlalu sentimental dalam memerintahkan anggotanya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sifat umum pemimpin tipe ini adalah:
- Selalu
menganggap angootanya sebagai anak atau pun orang yang belum dewasa dan selalu
ingin melindungi anggotanya
- Hampir
tidak pernah memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan pada anggotanya,
sehingga terkadang tidak ada pelimpahan tanggung jawab untuk anggotanya
- Anggota
tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat atau mengembangkan ide kreatifnya
- Beranggapan
bahwa hanya dirinya yang serba tahu.
Perlu diakui terkadang suatu organisasi perlu memiliki
pemimpin seperti ini. Tetapi dilihat dari sifat negatifnya jelas pemimpin
Fathernalistis kurang dapat mengembangkan organisasi yang dipimpinnya.
D. Tipe Kepemimpinan Karismatik
Tipe kepempinan ini jelas sangat sulit untuk dijelaskan
sifat-sifat atau karakteristik yang dimilikinya karena Kharisma seseorang itu
muncul alami dari dirinya sendiri. Yang dapat diketahui adalah seorang pemimpin
yang kharismatik mempunyai daya tarik tersendiri terhadap dirinya sendiri
ataupun organisasinya sehingga membuat anggota dan orang lain simpatik.
E. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan, Tipe pemimpin yang Demokratis
dianggap paling ideal dan yang terbaik. Ini karena pemimpin yang demokratis
selalu mendahulukan kepentingan orang banyak (organisasi/umum) dibandingkan
kepentingan dirinya sendiri atau keluarga.
Beberapa cirri dari tipe kepemimpinan yang demokratis
adalah:
- Selalu
berusaha untuk mengimbangi kepentingan pribadi dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi/umum
- Senang
menerima saran, tanggapan ataupun kritikan yang membangun dari anggotanya demi
terwujudnya tujuan organisasi
- Dapat
member maaf dan memaklumi ketidak pahaman anggotanya dalam bekerja serta tak
sungkan membantu anggotanya untuk maju tanpa mengurangi pengetahuan dan ide
anggotanya
- Kerjasama
atau gotong royong menjadi prioritas utama dalam melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan umum
- Tidak
menganggap rendah atau bodoh anggotanya dan terbuka dengan anggotanya.
Dari ciri-ciri diatas jelas sangatlah sulit untuk menjadi
seorang pemimpin yang demokratis, tetapi tidak ada salahnya jika ingin mencoba
menjadi pemimpin yang seperti ini.
3. Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
A. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang
merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin
itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia
perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
B. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor
pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada.
Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung
pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi
manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula
yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya.
Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
C. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan
Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi.
Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis
dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
D. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan
untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena
itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus saling
dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
4. implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
Implikasi manajerial adalah suatu Proses Pengambilan
Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi Sekolah manajerial yang baik. Rendahnya
kemampuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari
masyarakat khususnya dukungan dalam mengambil keputusan yang dikeluarkan
sekolah terkaitdengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu kegiatan dalam manajemen yang
berkaitan dengan masalah dalam organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar